Beberapa waktu yang lalu (saya lupa tanggalnya, yang pasti di bulan februari), sebuah puisi saya dimuat di harian Palangkaraya Post edisi minggu, dalam Rubrik Sastra. Inilah, untuk yang pertama kalinya, puisi saya berhasil nampang di media cetak. Setelah sebelumnya, salah satu puisi saya pun sempat "go public" di sebuah radio swasta di palangkaraya, dalam acara Tebaran Sastra di Evela Rasisonia FM.
Saya mulai menulis puisi (entahlah, apakah tulisan saya itu layak disebut puisi atau tidak) sekitar tahun 2003, yang awalnya hanya ingin curhat dari apa yang sedang saya rasakan atau alami pada saat itu. Lama-kelamaan, saya jadi terbiasa untuk menuliskan (kalo lagi tidak males mikir dan nulisnya) setiap kejadian yang saya alami, perasaan yang saya rasakan atau kejadian-kejadian menarik yang saya lihat. Singkatnya, puisi-puisi saya itu menjadi semacam "catatan harian" atau "diary" saya. Ketika dapat ide untuk menulis, biasanya saya langsung menuliskannya di buku atau kertas, kemudian setelah itu saya ketik ulang (kadang sambil direvisi) di komputer saya. Awalnya, puisi-puisi tersebut saya simpan saja di hard disc, tanpa pernah mempublikasikannya dimanapun. Soalnya, sebagai "penyair" amatir, saya tidak punya nyali dan malu untuk mempublikasikan puisi-puisi tersebut. Kemudian, setelah saya berkenalan dengan friendster (hasil dari paksaan temen-temen.. he.. he..), iseng-iseng saya bikin blog (silakan kunjungi saya si Sastrawan Sableng di : http://boekie.blogs.friendster.com/), yang akhirnya nampanglah puisi-puisi saya tersebut di dunia maya.
Mulailah puisi-puisi saya itu dikenal, setidaknya oleh temen-temen saya dan mungkin beberapa orang yang pernah berkunjung ke blog saya, sehingga dikenalah saya sebagai si Sastrawan Sableng, he.. he... Ternyata puisi-puisi saya tersebut dibaca juga oleh orang-orang yang pernah berkunjung di blog saya, buktinya mereka sempet-sempetnya ngasih komen. Terus terang saja saya senang sekali, karena bagi saya, komen-komen tersebut merupakan apresiasi atas karya saya, terlepas dari apapun isinya. Dari obrolan dengan temen-temen, ada beberapa diantara mereka yang menyarankan (entah saran beneran atau cuma buat nyeneng-nyenegin saya aja) untuk mengirimkan karya-karya saya itu ke media massa, bahkan ada yang lebih sableng lagi dengan menyarankan untuk menerbitkan dalam bentuk buku (gila kali.. penerbit mana yang mau membukukan puisi kacangan seperti itu..). Saya bilang, saya tidak punya nyali untuk mengirimkan puisi-puisi saya ke media massa, apa nanti kata Rendra, Joko Pinurbo, Sapardi dan penyair-penyair lainnya ?, lagian koran mana sih yang mau nampangin puisi saya itu ?
Akhirnya, setelah lama "bersemedi", saya memberanikan diri untuk mengirimkan 2 buah puisi saya ke Palangkaraya Post, dengan judul "Gerimis Diujung Senja" dan "Kuingin Bercerita" (dua-duanya bertemakan patah hati). Namun yang dimuat hanya satu (alhamdulillah, masih ada yang bersedia memuat), yaitu "Kuingin Bercerita". Namun, puisi saya itu dimuat bersamaan dengan puisinya, kalo tidak salah, Hasan Aspahani yang memang karya-karyanya sudah bertebaran di berbagai media massa di tanah air. Jadi ibaratnya, puisi saya itu sebagai "band pembuka" dari konsernya Hasan Aspahani (bagi saya, ini suatu kebanggaan tersendiri).
Baiklah, puisi tersebut coba saya tampilkan disini, dan nanti saya akan ceritakan sedikit tentang "asbabub nuzul-nya" atau bagaimana proses lahirnya puisi itu :
Ku Ingin Bercerita
Semburat sinar bulan sepenggal
yang jatuh di taman sakura
tak mampu mengusir resah
yang sedari tadi hilir mudik
di relung hatiku
Ingin kuterbang kerumahmu
tuk sekedar bercerita
tentang kota yang tak pernah mati
tentang langkah kaki cepat diantara gedung bertingkat
tentang bunga sakura yang tengah mekar
atau tentang angin musim semi yang dingin
hingga menusuk tulangku
Masih sudikah kau mendengar ceritaku, manis
(padahal dulu kau sering memintaku bercerita,
sebelum kau menarik selimut mimpi)
Jika kau enggan, tak apa
kan kutulis ceritaku di helai bunga sakura
yang gugur diterbangkan angin malam
agar jika nanti kau ada waktu
kau bisa membacanya
Atau jika kau masih enggan juga
setidaknya kumohon
simpanlah disudut kamarmu
sebagai pengingat bahwa kita pernah saling merindu
Tokyo, 1 April 2007
Puisi tersebut saya tulis di Tokyo, tanggal 1 April 2007. Pada waktu itu, saya mendapat kesempatan dari perusahaan tempat saya bekerja untuk training transmisi di jepang. Saat itu di jepang sedang musim semi, sehingga saya bisa melihat bunga sakura yang sedang mekar (indah banget coy...). Sebagai "wong ndeso" yang baru pertama kali ke jepang, tentu saya terkagum-kagum dengan semua keadaan di jepang, khusunya bunga sakura itu.
Namun, dibalik kekaguman dan rasa senang saya itu, diam-diam di relung hati saya, tersimpan semacam "kegelisahan", "kesepian", "kesedihan" atau apapun itu namanya (mungkin pada waktu itu saya lagi melankolik aja kali yaa...). "Kesedihan" itu bermula ketika saya melihat sepenggal bulan saat saya berada di taman sakura. Gile.. indah banget, udah bunga sakuranya indah, ditambah lagi dengan sinar bulannya. Pokoknya, dimata saya terlihat romantis sekali. Nah, justru disinilah letak "kesedihannya", tiba-tiba saya teringat akan seorang gadis yang pernah singgah di hati saya (hmmm... siapakah itu..???). Andaikan dia masih disamping saya, tentu saya punya seseorang untuk berbagi cerita tentang indahnya bunga sakura, tentang kekaguman saya terhadap jepang dan lain sebagainya. Itulah yang membuat saya "nelangsa" pada waktu itu, padahal dulu, kami selalu berbagi cerita tentang apa saja, bahkan menjelang tidur pun sempet-sempetnya telpon, just to say good nite. Tapi sekarang (baca : pada waktu itu), dia sudah bukan milikku lagi, sehingga saya tidak bisa lagi bercerita padanya. Itulah yang melatarbelakangi saya menulis puisi tersebut :)
Well... itu cerita lalu, sekarang lain lagi men... he.. he.., anyway... yang jelas sekarang saya sudah mulai punya sedikit nyali untuk mengirimkan puisi-puisi saya ke media massa, untuk langkah awal saya coba dulu koran-koran lokal di kalimantan ini. Jujur saja, setelah puisi saya itu dimuat, saya semakin pede untuk ngirim lagi puisi-puisi saya ke Palangkaraya Post (semoga mereka tidak kapok), juga kini saya coba untuk menembus Kalteng Post dan Banjarmasin Post (moga-moga aja mereka cukup nekat untuk memuat puisi saya.. he.. he..).
Kita lihat saja bro.... :)
Kamis, Maret 13, 2008
Rabu, Maret 12, 2008
Males Nulis ???, Mulailah Menulis !!!
Ada banyak orang yang punya ide atau pemikiran yang bagus, namun memiliki kesulitan untuk mengungkapkannya secara lisan. Dari sekian yang bisa mengungkapkannya secara lisan, tak sedikit yang kesulitan untuk menuliskannya secara runut dan baik. Makanya, banyak orang yang jago ngomong, tapi tidak jago nulis. Saya juga gak ngerti, kenapa nulis itu jauh lebih rumit dibanding ngomong ?, dan ini saya alami sendiri.
Seperti sekarang ini, sebetulnya ada banyak hal yang ingin saya sharing-kan dalam bentuk tulisan. Makanya, saya sampai nyempet-nyempeti bikin blog (malah sampe punya dua), cuma masalahnya, ya itu tadi, pas mau nulis, suka bingung mau mulai dari mana. Ini yang jadi penghambat pertama dalam menulis : "harus mulai dari mana yaa...???", yang akhirnya bikin kita males nulis.
Contohnya ya blog saya ini, setelah nulis terakhir 28 september tahun lalu, saya vakum hingga hampir 5 bulan. Untungnya di blog saya yang lain ( http://boekie.blogs.friendster.com/ ), saya masih sedikit lebih produktif. Seperti yang saya katakan diatas, sebetulnya ada banyak hal yang ingin saya ceritakan di blog ini, tapi saya sedang dijangkiti virus males nulis (males mikirnya musti mulai dari mana). Nah, untuk mendobrak itu semua, maka saya coba nulis ini. Nulis bahwa saya lagi males nulis. Intinya adalah, tulislah dulu hal-hal yang ringan, yang gak harus banyak mikir dulu, pokoknya apa yang ada dalam pikiran coba tuangkan dalam tulisan, ya seperti saya ini. Mungkin kalau suatu saat nanti saya baca lagi tulisan ini, saya akan bingung sendiri, "ini tulisan apa ???, koq, gak jelas begini...????". Tapi gak apa-apa, setidaknya saya sudah bisa mendobrak rasa males saya. Siapa tau, walaupun awalnya gak jelas, tapi jika terus dipaksa dan dilatih (bagaimana kita bisa berlatih, kalo gak pernah mau mulai menulis ???), tentunya semakin terbiasa dan akhirnya tulisan-tulisan kita semakin bagus.
jadi...., Males Nulis ???, mulailah menulis !!!
Seperti sekarang ini, sebetulnya ada banyak hal yang ingin saya sharing-kan dalam bentuk tulisan. Makanya, saya sampai nyempet-nyempeti bikin blog (malah sampe punya dua), cuma masalahnya, ya itu tadi, pas mau nulis, suka bingung mau mulai dari mana. Ini yang jadi penghambat pertama dalam menulis : "harus mulai dari mana yaa...???", yang akhirnya bikin kita males nulis.
Contohnya ya blog saya ini, setelah nulis terakhir 28 september tahun lalu, saya vakum hingga hampir 5 bulan. Untungnya di blog saya yang lain ( http://boekie.blogs.friendster.com/ ), saya masih sedikit lebih produktif. Seperti yang saya katakan diatas, sebetulnya ada banyak hal yang ingin saya ceritakan di blog ini, tapi saya sedang dijangkiti virus males nulis (males mikirnya musti mulai dari mana). Nah, untuk mendobrak itu semua, maka saya coba nulis ini. Nulis bahwa saya lagi males nulis. Intinya adalah, tulislah dulu hal-hal yang ringan, yang gak harus banyak mikir dulu, pokoknya apa yang ada dalam pikiran coba tuangkan dalam tulisan, ya seperti saya ini. Mungkin kalau suatu saat nanti saya baca lagi tulisan ini, saya akan bingung sendiri, "ini tulisan apa ???, koq, gak jelas begini...????". Tapi gak apa-apa, setidaknya saya sudah bisa mendobrak rasa males saya. Siapa tau, walaupun awalnya gak jelas, tapi jika terus dipaksa dan dilatih (bagaimana kita bisa berlatih, kalo gak pernah mau mulai menulis ???), tentunya semakin terbiasa dan akhirnya tulisan-tulisan kita semakin bagus.
jadi...., Males Nulis ???, mulailah menulis !!!
Langganan:
Postingan (Atom)